Sistem
Produksi
adalah satu rangkaian
operasi yang mengolah atau memproses input berupa bahan mentah (raw material),
bahan setengah jadi (intermediate product), part, komponen dan/atau rakitan (subassembly)
untuk menghasilkan output bernilai tambah (value added product) atau produk akhir
(finished
good) dengan mempergunakan sumber daya (resource) dari
elemen teknologi (mesin, peralatan, fasilitas produksi dan energi) dan elemen
organisasi (tenaga kerja, manajemen, informasi dan modal).
Sistem Produksi meliputi
aktivitas perancangan (design), pengadaan (procure),
pembuatan (produce), penyimpanan (store), pengiriman (deliver)
dan pelayanan (service).
Industri adalah bidang usaha
atau kegiatan yang menggunakan ketrampilan dan ketekunan kerja dengan/tanpa
dibantu alat-alat kerja untuk menghasilkan output yang bernilai tambah. Industri
menjadi mata rantai usaha dalam menghasilkan produk yang berfungsi untuk
membantu manusia sebagai individu atau komunitas. Output dari industri atau
produk bisa berwujud barang atau jasa.
Sistem Produksi mencakup semua industri mulai
dari industri hulu ke industri hilir. Sistem produksi diterapkan di industri
barang maupun industri jasa. Dalam industri barang misalnya industri
manufaktur, industri pertanian, industri pertambangan, industri kimia dan
lainnya. Dalam industri jasa misalnya industri kesehatan, industri keuangan,
industri transportasi, industri informasi dan lainnya.
Michael Porter
menggambarkan sistem produksi sebagai rantai nilai (value chain) sebagai
rangkaian aktivitas untuk menghasilkan margin nilai tambah di mana
aktivitas-aktivitas utama (primary activities) didukung oleh
aktivitas-aktivitas penunjang (support activities)
Sistem Produksi diimplementasikan untuk memastikan bahwa
produk yang dihasilkan dapat memenuhi kebutuhan pasar pada waktu yang tepat,
tempat yang tepat dan jumlah yang tepat. Berdasarkan sudut pandang sistem
dorong/tarik (push/pull view)
di mana saat pesanan datang (customer order decoupling points) menjadi titik acuan pelaksanaan proses produksinya akan
mempengaruhi waktu ancang (lead time) yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan pasar
tersebut.
Klasifikasi Sistem Produksi
berdasarkan strateginya untuk memenuhi kebutuhan pasar (product
positioning strategy) :
·Make
To Stock (MTS) adalah sistem produksi yang menjalankan proses produksinya
berdasarkan peramalan. Proses produksi dilaksanakan mulai dari pengolahan bahan
baku hingga menjadi produk jadi tanpa menunggu diterimanya pesanan permintaan
dari konsumen. Hasil produksinya akan disimpan di gudang atau jaringan
distribusi untuk mengantisipasi permintaan di masa mendatang. Persediaan produk
dikendalikan menghindari terjadinya kekurangan (shortage).
·Make
To Order (MTO) adalah sistem produksi yang menjalankan proses produksinya
merespon pesanan permintaan yang diterima. Proses produksi dilaksanakan mulai dari
pengolahan bahan baku hingga menjadi produk jadi menunggu diterimanya pesanan
permintaan dari konsumen. Hasil produksinya segera dikirimkan sebelum batas
waktu (due date) yang disepakati. Persediaan bahan baku dikendalikan agar
selalu siap segera berproduksi saat datangnya pesanan.
·Assembly
To Order (ATO) adalah sistem produksi yang menjalankan proses produksi
komponen untuk menjamin ketersediaannya dalam stok, dan baru melaksanakan
perakitan merespon pesanan permintaan yang diterima. Proses produksi dilaksanakan
mulai dari pengolahan bahan baku hingga komponen siap rakit tanpa menunggu
diterimanya pesanan, namun untuk proses perakitannya menunggu diterimanya
pesanan permintaan dari konsumen. Hasil produksinya intermediate berupa
komponen siap rakit akan disimpan di gudang, dan setelah dirakit menjadi produk
akhir segera dikirimkan sebelum batas waktu (due date) yang disepakati.
Persediaan komponen siap rakit dikendalikan sebagai pengaman (buffer), sehingga
dapat segera dirakit saat datangnya pesanan.
·Purchase
To Order (PTO) adalah sistem produksi yang menjalankan proses produksinya
merespon pesanan permintaan yang diterima, termasuk proses pengadaan bahan
bakunya. Pengadaan bahan baku dan proses produksinya menunggu diterimanya
pesanan permintaan dari konsumen. Hasil produksinya segera dikirimkan sebelum
batas waktu (due date) yang disepakati. Komitmen pemasok bahan baku dijalin
dengan ikatan kontrak kemitraan agar ada jaminan ketersediaan bahan baku untuk
segera diproses saat datangnya pesanan.
·Engineer
To Order (ETO) adalah sistem produksi yang menjalankan proses produksinya
merespon pesanan permintaan yang diterima, dengan aktivitas perancangan sebagai
sentral. Saat pesanan datang merupakan titik awal produk mulai dirancang
eksklusif sesuai dengan keinginan konsumen (customization atau tailor-made),
termasuk bahan yang digunakan. Sehingga bahan baku tidak memiliki persediaan di
gudang dan baru dilakukan pengadaan saat perancangan sudah dikonfirmasikan
kepada konsumen. Alternatif pemasok bahan baku fleksibel agar ada jaminan
pengadaan bahan baku yang sesuai untuk segera diproses saat datangnya pesanan.
Sistem Produksi terlaksana
dengan mempergunakan sumber daya untuk mengolah input menjadi output dengan
fungsional sumber daya yang spesifik terspesialisasi sesuai dengan pembagian
kerja atau prosesnya. Berdasarkan keragaman fungsional dari sumber daya dan
aliran proses dari produk yang dihasilkan akan mempengaruhi pengaturan sumber
daya dalam sistem produksi tersebut.
Klasifikasi Sistem Produksi berdasarkan strateginya dengan mengatur
sumber daya (process positioning strategy) :
§ Flow Shop adalah sistem produksi yang menghasilkan
produk-produknya dengan aliran atau urutan proses sama atau serupa. Aliran
proses keseluruhan produk adalah tetap. Pengaturan sumber daya mengikuti aliran
proses dari produk (by product layout). Flow Shop ada dua jenis yaitu
Continuous Flow Shop dan Intermittent Flow Shop. Pada Continuous Flow Shop,
material berpindah (masuk dan/atau keluar) pada satu proses terus berkelanjutan
selama proses tanpa menunggu proses tuntas selesai, misalnya di industri kimia.
Pada Intermittent Flow Shop, material baru berpindah dari satu proses jika
proses telah tuntas selesai dan digantikan material berikutnya, misalnya di
industri manufaktur
§ Batch Production adalah sistem
produksi yang menghasilkan produk-produknya dengan memproses secara bersama
satu ukuran lot atau batch di setiap proses dengan satu kali setup. Aliran atau
urutan proses dari masing-masing produk adalah mirip. Pengaturan sumber daya mengikuti
aliran proses dari produk (by product layout). Material baru berpindah pada
setiap setelah satu batch terselesaikan.
§ Job Shop adalah sistem produksi yang menghasilkan
produk-produknya dengan aliran atau urutan proses yang beragam. Urutan proses
satu produk dapat menjadi aliran balik produk yang lain. Pengaturan sumber daya
mengikuti kemiripan fungsional proses (by process layout). Material berpindah
sesuai dengan kebutuhan proses berikutnya.
§ Cell Manufacturing adalah sistem
produksi yang menghasilkan produk-produknya dengan komponen-komponen yang
terkelompok mempunyai kemiripan urutan proses. Urutan proses komponen dalam
satu kelompok cell adalah mirip. Pengaturan sumber daya mengikuti kelompok
kemiripan urutan proses (group technology layout). Material berpindah dalam
satu cell mengikuti aliran proses, sedangkan antar cell sesuai kebutuhan proses
berikutnya.
§ Project adalah sistem produksi yang menghasilkan produk-produknya dengan
aliran atau urutan proses yang unik sesuai rancangan order pesanan. Urutan
proses sangat tergantung dari jaringan dependensi aktivitas proses produksinya.
Sumber daya lebih banyak dipindahkan menuju material dibandingkan material
dipindahkan ke sumber daya. Pengaturan sumber daya mengikuti lokasi material
yang diproses (fixed site layout). Material konstruksi utama cenderung tidak
banyak berpindah.
Sistem Produksi acapkali
merupakan rangkaian rantai nilai (value chain) hingga pada akhirnya
menghasilkan produk akhir (finished good) yang dapat dipergunakan secara fungsional
oleh konsumen (end user). Sistem produksi ini ditinjau dari posisinya di antara
industri dari hulu (upstream) ke hilir (downstream). Output yang dihasilkan
satu sistem produksi dapat menjadi input sistem produksi lainnya. Klasifikasi
sistem produksi berdasarkan posisinya antara industri hulu ke hilir meliputi :
§ Sistem Produksi yang
mengekstraksi, mengeksplorasi dan/atau membudidayakan sumber daya alam
sehingga dari alam menjadi bahan mentah. misalnya :
pertambangan, pertanian
§ Sistem Produksi yang mengolah bahan mentah menjadi bahan baku. misalnya :
penggilingan, peleburan, penyulingan
§ Sistem Produksi yang
mengolah bahan baku menjadi bahan setengah jadi. misalnya :
produksi part, komponen
§ Sistem Produksi yang
mengolah bahan setengah jadi menjadi produk akhir. misalnya :
produksi alat elektronik, otomotif
Hal yang serupa jika
ditinjau dari perspektif siklus hidup produk mulai dari diambil dari alam
(cradle) hingga dikembalikan ke alam (grave), sehingga dapat diklasifikasikan
sebagai berikut:
§ Cradle to Cradle. Sistem produksi yang
mengekstraksi, mengeksplorasi dan/atau membudidayakan sumber daya alam
selanjutnya masih membutuhkan proses memisahkan dengan pengotor (separasi atau
pemurnian)
§ Cradle to Gate. Sistem produksi yang mengekstraksi, mengeksplorasi dan/atau
membudidayakan sumber daya alam sehingga menghasilkan bahan mentah atau bahan
baku industri lainnya
§ Gate to Gate. Sistem produksi yang mengolah input (bahan mentah,
bahan baku atau bahan setengah jadi) menjadi output yang bernilai tambah (bahan
setengah jadi atau produk akhir) untuk industri lainnya atau konsumen
§ Gate to Grave. Sistem produksi yang mengolah sampah atau limbah
dari industri atau konsumen agar tidak menjadi polutan dan telah ramah bagi
lingkungan
Klasifikasi Sistem Produksi
menurut pengoperasian peralatan yang dipergunakan :
§ Sistem Produksi Manual. Sistem produksi yang
tenaga dan kontrol dikendalikan dominasi manusia.
§ Sistem Produksi Semi Otomatis. Sistem produksi yang
tenaga sudah ditunjang teknologi proses namun kontrol masih dikendalikan
manusia.
§ Sistem Produksi Otomatis. Sistem produksi yang
tenaga dan kontrol dikendalikan dominasi teknologi proses, sedangkan manusia
diperlukan hanya memastikan tidak terjadi kegagalan.
Klasifikasi Sistem Produksi
berdasarkan aliran material :
§ Sistem Produksi Diskrit (intermittent / discrete
production)
§ Sistem Produksi Kontinyu (flow / continuous
production)
Klasifikasi Sistem Produksi
berdasarkan pengerjaan tahap proses:
§ Sistem Produksi Bertahap (sequential processing)
§ Sistem Produksi Tumpang Tindih (overlapped
processing)
§ Sistem Produksi Serentak (concurrent processing)
Klasifikasi Sistem Produksi
berdasarkan kapasitas proses:
§ Sistem Produksi Kapasitas Berimbang (balanced
capacity)
§ Sistem Produksi Proses Selaras (synchronous
processing)
§ Sistem Produksi Proses Tak Selaras (asynchronous
processing)