Senin, 25 Februari 2019

Sistem Produksi


Sistem Produksi
 adalah satu rangkaian operasi yang mengolah atau memproses input berupa bahan mentah (raw material), bahan setengah jadi (intermediate product), part, komponen dan/atau rakitan (subassembly) untuk menghasilkan output bernilai tambah (value added product) atau produk akhir (finished good) dengan mempergunakan sumber daya (resource) dari elemen teknologi (mesin, peralatan, fasilitas produksi dan energi) dan elemen organisasi (tenaga kerja, manajemen, informasi dan modal).
Sistem Produksi meliputi aktivitas perancangan (design), pengadaan (procure), pembuatan (produce), penyimpanan (store), pengiriman (deliver) dan pelayanan (service).



Industri adalah bidang usaha atau kegiatan yang menggunakan ketrampilan dan ketekunan kerja dengan/tanpa dibantu alat-alat kerja untuk menghasilkan output yang bernilai tambah. Industri menjadi mata rantai usaha dalam menghasilkan produk yang berfungsi untuk membantu manusia sebagai individu atau komunitas. Output dari industri atau produk bisa berwujud barang atau jasa.
Sistem Produksi mencakup semua industri mulai dari industri hulu ke industri hilir. Sistem produksi diterapkan di industri barang maupun industri jasa. Dalam industri barang misalnya industri manufaktur, industri pertanian, industri pertambangan, industri kimia dan lainnya. Dalam industri jasa misalnya industri kesehatan, industri keuangan, industri transportasi, industri informasi dan lainnya.
Michael Porter menggambarkan sistem produksi sebagai rantai nilai (value chain) sebagai rangkaian aktivitas untuk menghasilkan margin nilai tambah di mana aktivitas-aktivitas utama (primary activities) didukung oleh aktivitas-aktivitas penunjang (support activities)



Sistem Produksi diimplementasikan untuk memastikan bahwa produk yang dihasilkan dapat memenuhi kebutuhan pasar pada waktu yang tepat, tempat yang tepat dan jumlah yang tepat. Berdasarkan sudut pandang sistem dorong/tarik (push/pull view) di mana saat pesanan datang (customer order decoupling points) menjadi titik acuan pelaksanaan proses produksinya akan mempengaruhi waktu ancang (lead time) yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan pasar tersebut.
Klasifikasi Sistem Produksi berdasarkan strateginya untuk memenuhi kebutuhan pasar (product positioning strategy) :
·Make To Stock (MTS) adalah sistem produksi yang menjalankan proses produksinya berdasarkan peramalan. Proses produksi dilaksanakan mulai dari pengolahan bahan baku hingga menjadi produk jadi tanpa menunggu diterimanya pesanan permintaan dari konsumen. Hasil produksinya akan disimpan di gudang atau jaringan distribusi untuk mengantisipasi permintaan di masa mendatang. Persediaan produk dikendalikan menghindari terjadinya kekurangan (shortage).
·Make To Order (MTO) adalah sistem produksi yang menjalankan proses produksinya merespon pesanan permintaan yang diterima. Proses produksi dilaksanakan mulai dari pengolahan bahan baku hingga menjadi produk jadi menunggu diterimanya pesanan permintaan dari konsumen. Hasil produksinya segera dikirimkan sebelum batas waktu (due date) yang disepakati. Persediaan bahan baku dikendalikan agar selalu siap segera berproduksi saat datangnya pesanan.
·Assembly To Order (ATO) adalah sistem produksi yang menjalankan proses produksi komponen untuk menjamin ketersediaannya dalam stok, dan baru melaksanakan perakitan merespon pesanan permintaan yang diterima. Proses produksi dilaksanakan mulai dari pengolahan bahan baku hingga komponen siap rakit tanpa menunggu diterimanya pesanan, namun untuk proses perakitannya menunggu diterimanya pesanan permintaan dari konsumen. Hasil produksinya intermediate berupa komponen siap rakit akan disimpan di gudang, dan setelah dirakit menjadi produk akhir segera dikirimkan sebelum batas waktu (due date) yang disepakati. Persediaan komponen siap rakit dikendalikan sebagai pengaman (buffer), sehingga dapat segera dirakit saat datangnya pesanan.
·Purchase To Order (PTO) adalah sistem produksi yang menjalankan proses produksinya merespon pesanan permintaan yang diterima, termasuk proses pengadaan bahan bakunya. Pengadaan bahan baku dan proses produksinya menunggu diterimanya pesanan permintaan dari konsumen. Hasil produksinya segera dikirimkan sebelum batas waktu (due date) yang disepakati. Komitmen pemasok bahan baku dijalin dengan ikatan kontrak kemitraan agar ada jaminan ketersediaan bahan baku untuk segera diproses saat datangnya pesanan.
·Engineer To Order (ETO) adalah sistem produksi yang menjalankan proses produksinya merespon pesanan permintaan yang diterima, dengan aktivitas perancangan sebagai sentral. Saat pesanan datang merupakan titik awal produk mulai dirancang eksklusif sesuai dengan keinginan konsumen (customization atau tailor-made), termasuk bahan yang digunakan. Sehingga bahan baku tidak memiliki persediaan di gudang dan baru dilakukan pengadaan saat perancangan sudah dikonfirmasikan kepada konsumen. Alternatif pemasok bahan baku fleksibel agar ada jaminan pengadaan bahan baku yang sesuai untuk segera diproses saat datangnya pesanan.

Sistem Produksi terlaksana dengan mempergunakan sumber daya untuk mengolah input menjadi output dengan fungsional sumber daya yang spesifik terspesialisasi sesuai dengan pembagian kerja atau prosesnya. Berdasarkan keragaman fungsional dari sumber daya dan aliran proses dari produk yang dihasilkan akan mempengaruhi pengaturan sumber daya dalam sistem produksi tersebut.
Klasifikasi Sistem Produksi berdasarkan strateginya dengan mengatur sumber daya (process positioning strategy) :
§  Flow Shop adalah sistem produksi yang menghasilkan produk-produknya dengan aliran atau urutan proses sama atau serupa. Aliran proses keseluruhan produk adalah tetap. Pengaturan sumber daya mengikuti aliran proses dari produk (by product layout). Flow Shop ada dua jenis yaitu Continuous Flow Shop dan Intermittent Flow Shop. Pada Continuous Flow Shop, material berpindah (masuk dan/atau keluar) pada satu proses terus berkelanjutan selama proses tanpa menunggu proses tuntas selesai, misalnya di industri kimia. Pada Intermittent Flow Shop, material baru berpindah dari satu proses jika proses telah tuntas selesai dan digantikan material berikutnya, misalnya di industri manufaktur
§  Batch Production adalah sistem produksi yang menghasilkan produk-produknya dengan memproses secara bersama satu ukuran lot atau batch di setiap proses dengan satu kali setup. Aliran atau urutan proses dari masing-masing produk adalah mirip. Pengaturan sumber daya mengikuti aliran proses dari produk (by product layout). Material baru berpindah pada setiap setelah satu batch terselesaikan.
§  Job Shop adalah sistem produksi yang menghasilkan produk-produknya dengan aliran atau urutan proses yang beragam. Urutan proses satu produk dapat menjadi aliran balik produk yang lain. Pengaturan sumber daya mengikuti kemiripan fungsional proses (by process layout). Material berpindah sesuai dengan kebutuhan proses berikutnya.
§  Cell Manufacturing adalah sistem produksi yang menghasilkan produk-produknya dengan komponen-komponen yang terkelompok mempunyai kemiripan urutan proses. Urutan proses komponen dalam satu kelompok cell adalah mirip. Pengaturan sumber daya mengikuti kelompok kemiripan urutan proses (group technology layout). Material berpindah dalam satu cell mengikuti aliran proses, sedangkan antar cell sesuai kebutuhan proses berikutnya.
§  Project adalah sistem produksi yang menghasilkan produk-produknya dengan aliran atau urutan proses yang unik sesuai rancangan order pesanan. Urutan proses sangat tergantung dari jaringan dependensi aktivitas proses produksinya. Sumber daya lebih banyak dipindahkan menuju material dibandingkan material dipindahkan ke sumber daya. Pengaturan sumber daya mengikuti lokasi material yang diproses (fixed site layout). Material konstruksi utama cenderung tidak banyak berpindah.













Sistem Produksi acapkali merupakan rangkaian rantai nilai (value chain) hingga pada akhirnya menghasilkan produk akhir (finished good) yang dapat dipergunakan secara fungsional oleh konsumen (end user). Sistem produksi ini ditinjau dari posisinya di antara industri dari hulu (upstream) ke hilir (downstream). Output yang dihasilkan satu sistem produksi dapat menjadi input sistem produksi lainnya. Klasifikasi sistem produksi berdasarkan posisinya antara industri hulu ke hilir meliputi :
§  Sistem Produksi yang mengekstraksi, mengeksplorasi dan/atau membudidayakan sumber daya alam sehingga dari alam menjadi bahan mentah. misalnya : pertambangan, pertanian
§  Sistem Produksi yang mengolah bahan mentah menjadi bahan baku. misalnya : penggilingan, peleburan, penyulingan
§  Sistem Produksi yang mengolah bahan baku menjadi bahan setengah jadi. misalnya : produksi part, komponen
§  Sistem Produksi yang mengolah bahan setengah jadi menjadi produk akhir. misalnya : produksi alat elektronik, otomotif
Hal yang serupa jika ditinjau dari perspektif siklus hidup produk mulai dari diambil dari alam (cradle) hingga dikembalikan ke alam (grave), sehingga dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
§  Cradle to Cradle. Sistem produksi yang mengekstraksi, mengeksplorasi dan/atau membudidayakan sumber daya alam selanjutnya masih membutuhkan proses memisahkan dengan pengotor (separasi atau pemurnian)
§  Cradle to Gate. Sistem produksi yang mengekstraksi, mengeksplorasi dan/atau membudidayakan sumber daya alam sehingga menghasilkan bahan mentah atau bahan baku industri lainnya
§  Gate to Gate. Sistem produksi yang mengolah input (bahan mentah, bahan baku atau bahan setengah jadi) menjadi output yang bernilai tambah (bahan setengah jadi atau produk akhir) untuk industri lainnya atau konsumen
§  Gate to Grave. Sistem produksi yang mengolah sampah atau limbah dari industri atau konsumen agar tidak menjadi polutan dan telah ramah bagi lingkungan
CradleToGrave

CradleToGrave

Klasifikasi Sistem Produksi menurut pengoperasian peralatan yang dipergunakan :
§  Sistem Produksi Manual. Sistem produksi yang tenaga dan kontrol dikendalikan dominasi manusia.
§  Sistem Produksi Semi Otomatis. Sistem produksi yang tenaga sudah ditunjang teknologi proses namun kontrol masih dikendalikan manusia.
§  Sistem Produksi Otomatis. Sistem produksi yang tenaga dan kontrol dikendalikan dominasi teknologi proses, sedangkan manusia diperlukan hanya memastikan tidak terjadi kegagalan.
Klasifikasi Sistem Produksi berdasarkan aliran material :
§  Sistem Produksi Diskrit (intermittent / discrete production)
§  Sistem Produksi Kontinyu (flow / continuous production)
Klasifikasi Sistem Produksi berdasarkan pengerjaan tahap proses:
§  Sistem Produksi Bertahap (sequential processing)
§  Sistem Produksi Tumpang Tindih (overlapped processing)
§  Sistem Produksi Serentak (concurrent processing)
Klasifikasi Sistem Produksi berdasarkan kapasitas proses:
§  Sistem Produksi Kapasitas Berimbang (balanced capacity)
§  Sistem Produksi Proses Selaras (synchronous processing)
§  Sistem Produksi Proses Tak Selaras (asynchronous processing)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar